bukankah saya bersyukur atas semua kenikmatan yg Allah berikan?
ya, itu adalah pertanyaan yg selalu membuat saya bersemangat dalam beribadah. tiap kali saya malas beribadah saya selalu mempertanyakan hal tersebut pada diri saya sendiri. dan kemudian menjadi bersemangat.
hari ini, saya mendengar nasihat yg membuka pandangan saya lebih luas, yg mengatakan bahwa kita manusia sungguh lah kecil. tidak perlu sombong atas hal kita miliki. layaknya tukang parkir, ia memiliki banyak kendaraan tetapi ia tidak sombong. karena ia tau bahwa kendaraan itu hanyalah titipan. sama seperti kita manusia, semua hal yg kita miliki hanyalah titipan dari Allah Sang Maha Pencipta, maka sungguh tidak pantas jika kita menyombongkan barang yg dititipkan kepada kita.
ya, kira2 seperti itu nasihatnya.
hal ini sungguh membuat saya berpikir. ya betul, semua hanyalah titipan. harta, ilmu, raga, jiwa, rupa, dan lain lain. semua hanyalah titipan. yang mana kita tau bahwa titipan hanyalah barang yg dititipkan, yg sewaktu waktu dapat diambil kembali oleh pemiliknya.
lalu saya berpikir lagi. maka sungguh lah kecil manusia. tidak ada apa apanya.
saya teringat dulu ketika masih kecil. kami bertiga, saya, kakak saya, dan ibu saya. di malam hari, secara rutin berangkat dari rumah menuju masjid untuk mengaji dengan naik angkot dan berjalan kaki. pada waktu itu, ayah saya selalu pulang larut, sehingga ia langsung menuju masjid dari kantornya.
kami rela berangkat malam hari menuju masjid naik angkot dan berjalan kaki untuk mengaji membela agama Allah. pada waktu itu, saya masih kecil, sehingga saya tidak tau apa itu bersyukur, membela agama, mengaji, ataupun pahala. yg saya tau hanyalah keluarga saya rutin mengaji ke masjid. mengaji Al-Qur'an dan hadist tentunya.
semuanya terekam jelas dalam memori saya. berjalan kaki ke depan komplek, naik angkot, mengaji pada malam hari. ada kalanya ketika ayah saya sedang dinas ke luar kota. maka kami bertiga pulang dengan naik angkot lagi. ketika sampai depan komplek, ibu saya kerap menanyakan kakak saya "mau jajan ga le? kalo jajan berarti pulangnya jalan kaki. kalo ga jajan ya naik becak." ya, karena begitu minimnya uang yg kami miliki.
dan sekarang, sungguh saya sangat bersyukur. sekarang keluarga kami tidak harus naik angkot dan berjalan kaki untuk berangkat ngaji. saya menyadari bahwa harta yg sekarang dititipkan adalah pembalasan Allah terhadap membela agama Allah ini. ya, saya memang menyadari pembalasan nikmat yg Allah berikan. akan tetapi ketika mendengar nasihat tersebut, hati saya langsung tertegun teringat bagaimana dulu keluarga saya menetapi pada agama ini.
manusia sudah sepantasnya tidak sombong terhadap apa apa yg dimilikinya. dan maksut saya sombong adalah berpikir bahwa harta, jabatan, ilmu, gelar, dan lain lain yg ia miliki adalah atas usahanya sendiri dalam menekuninya. bukan semata-mata nikmat yg Allah berikan.
kita sebagai manusia, hanyalah diwajibkan untuk bersyukur atas segala kenikmatan yg telah Allah berikan. dan barang siapa yg bersyukur maka akan ditambah kenikmatan atas dirinya.
maka, bukankah saya bersyukur atas harta yg Allah berikan ini?
bukankah saya bersyukur atas raga yg Allah berikan ini?
bukankah saya bersyukur atas rupa yg Allah berikan ini?
bukankah saya bersyukur atas ilmu yg Allah berikan ini?
maka tunjukanlah rasa bersyukur mu dengan menggunakan kenikmatan yang telah Allah berikan untuk beribadah.
dan mungkin, ini bisa menjadi pertanyaan untuk diri kita masing masing agar lebih meningkatkan ibadah kita dan agar mencegah kita dari perbuatan jelek. seperti contoh, pertanyaan seperti "bukankah saya bersyukur atas mata yg bisa melihat ini? lantas kenapa saya malah menggunakan mata ini untuk melihat hal hal yg jelek."
oleh karena itu, tunjukan lah rasa syukur mu dengan menggunakan mata ini untuk membaca Al-Qur'an :)
i think we should try this in every time we intend to do bad things, goodluck :D